MENINGKATKAN TAHAP PERKEMBAGAN MORAL
[] Guna meningkatkan perkembangan moral pada peserta didik maka perlu diciptakan konflik kognitif untuk dapat merangsang peserta didik mengambil keputusan-keputusan secara mandiri. Hal tersebut dapat memacu peserta didik untuk mempunyai respons terhadap permasalahan moral di sekitarnya baik dalam pendidikan maupun dalam lingkungan.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dengan mengembangkan kesadaran moral, meningkatkan kondisi agar peserta didik mengembangkan seni bertanya, serta menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang kondusif bagi tumbuh kembangnya perkembangan moral.
MANFAAT PENINGKATAN TAHAP PERKEMBANGAN MORAL
[] Manfaat dari peningkatan perkembangan moral antara lain sikap saling mempercayai, menghargai, mau bekerja sama dan mempunyai kapasitas yang luas dalam menerima berbagai perbedaan. Apabila sikap tersebut dapat tertanam pada diri siswa maka siswa tersebut akan mandiri dalam menentukan sikap dan tidak dapat terprovokasi untuk melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan moral, karena telah memahami akan hakekat moral, terbiasa, dan selalu melakukan tindakan moral.
PENDEKATAN KOMPREHENSIF DALAM PENDIDIKAN NILAI
[] Pendekatan komprehensif dalam pendidikan dilatarbelakangi oleh adanya ketidaktepatan penggunaan pendidikan moral yang bersifat indoktrinasi untuk membendung terjadinya perilaku moral yang yang menyimpang dari norma-norma masyarakat. Subjek didik tidak dapat mengambil keputusan secara mandiri dalam memiih nilai-nilai yang bertentangan dalam era globalisasi. Keteladanan juga kadang tidak dapat menjadi patokan karena tidak jelas sosok teladan yang seperti apa yang menjadi panutan.
[] Pendekatan tunggal tidak lagi dapat diandalkan dalam pendidikan nilai, maka diperlukan model pendekatan komprehensif yang diharapkan dapat memberikan pemecahan masalah yang lebih baik.
[] Pendidikan komprehensif bersifat multidimensional yang bertujuan menolong subjek didik memperoleh pengetahuan, kerampilan, sikap dan nilai yang membantu subjek didik mengalami kehidupan yang secara pribadi dan sosial lebih menyenangkan
[] Melalui pendekatan komprehensif diharapkan pendidikan nilai dapat lebih maksimal diperoleh siswa agar setelah lulus dari sekolah siswa dapat mempunyai kemantapan untuk dapat mengambil kebijakan dalam keputusan moral dan mempunyai sifat-sifat yagn luhur untuk dapat diterapkan dalam kehidupannya.
[] LINGKUNGAN PENDIDIKAN KOMPREHENSIF
Lingkungan pendidikan yang komprehensif tidak hanya terjadi pada hubungan antara subjek didik dengan teman-temannya, namun lebih luas dari hal itu yakni pada keseluruhan proses belajar mengajar, dalam berbagai kegiatan ekstrakulikuler, dalam proses bimbingan dan konseling, upaara, pergaulan di sekolah maupun dalam berbagai aspek.
Lingkungan pendidikan yang komprehensif banyak memfasilitasi siswa untuk dapat mandiri mengembangkan nilai-nilai moral dengan penyediaan literatur yang bertemakan dilema moral, anti korupsi, berempati, keteladanan, contoh kasih sayang, mengenali diri, harga diri, kerapilan berpikir, membuat keputusan, berkomunikasi, kerampilan sosial dan sebagainya.
[] METODE PENDIDIKAN KOMPREHENSIF
Metode yang digunakan dengan menggabungan berbagai metode yang saling mengkualifikasi diantaranya adalah inkulkasi nilai, pemberian teladan dan penyiapan generasi muda agar dapat mandiri dengan mengajarkan dan memfasiitasi pembuatan keputsuan moral secara bertanggungjawab dan ketrampilan hidup lainnya.
Pendidikan nilai membutuhkan teladan dari orang-orang di sekelingnya sehingga dapat diaktualisi dalam dirinya. Kemampuan untuk mengambil keputusan dalam permasalahan yang dilematis juga menjadi bagian dari pendidikan komprehensif agar lebih bersikap mandiri.
Metode pembelajaran dapat dilakukan dengan inkulkasi nilai, keteladanan nilai dari orang tua dan guru, fasilitasi (meningkatkan hubungan, memahami, menerima, menyadari kebaikan), dan pengemangan ketrampilan akademik dan sosial (berpikir kritis dan mengatasi masalah).
[] EVALUASI KOMPREHENSIF
Evaluasi komprehensif dilakukan dengan menggabungkan berbagai evaluasi seperti evaluasi penalaran moral, evaluasi karakteristik afektif maupun evaluasi perilaku.
Evaluasi penalaran moral didasarkan pada penilaian pemahaman kemampuan penalaran moral, perasaan moral sampai dengan mengambil keputusan moral. Konsep dasar yang menjadi patokan adaah penelitian tahap perkembangan moral dari Piaget dan Kolhberg. Tahapan tersebut dilalui dari heteronomi ke otonomi.
Evaluasi karakteristik afektif yaitu dengan cara pengukuran secara berjenjang dengan skala Lingkert, Guttman atau semantif differential (Nuci). Caranya dengan mengukur afek atau perasaan seseroang secara langsung dan dapat diprediksi ada tidaknya afek, arah maupun intensitasnya.
Evaluasi perilaku yaitu dengan cara melakukan observasi atau pengamaan dalam jangka waktu yang relatif lama dan terus menerus. Dengan pengamatan maka dapat disimpulkan tentang watak, dan perilaku seseorang.
MENGEMBANGKAN KETRAMPILAN INTRA PRIBADI
[] Ketrampilan intrapribadi merupakan kemampuan dalam pengembangan kemampuan untuk mengelola dirinya sendiri. Ketrampilan intrapribadi berwujud sikap-sikap positif untuk menghargai orang lain, banyak menemukan aternatif pemecahan masalah, sabar dan mandiri.
Cara mengembangkannya yaitu dengan kebiasaan untuk menggunakan berbagai unsur dari dirinya misalnya dengan menggunakan unsur material (tubuh), aspek sosial dalam memperlakukan orang lain, maupun aspek spiritual seperti emosi, intelektual dan kemauan.
Meningkatkan kesadaran diri dengan menghilangkan kepura-puraan.
Dengan pengembangan intrapribadi seseorang dapat mengontrol tindakannya.
MENGEMBANGKAN KETRAMPILAN ANTAR PRIBADI
[] Ketrampilan pengembangan ketrampilan diri untuk berhubungan dengan antarpribadi (orang lain).
Cara yang dapat dikembangkan adalah menggunakan ekspresi yang gembira kepada semua orang, menggunakan komunikasi lisan maupun tertulis sebagai cerminan peningkatan hubungan antar pribadi. Mencoba untuk memahami orang lain, menggunakan wawasan, mnegatasi konflik, serta keobjektifan dalam melihat orang lain.
Robert Baltom dalam People Skills membagi empat bidang ketrampilan antar pribadi yaitu
1. Kemampuan menyimak (mendengarkan secara aktif, penuh pemahaman dan daya kritis)
Menyimak memungkinkan seseorang benar-benar memahami apa yang dikatakan orang lain
2. Ketrampilan asertif
Perilaku verbal dan non verbal yang membuat kita dapat menjaga rasa hormat kita terhadap orang lain. Rasa puas dapat mengungkapkan maksud kita, dan mempertahankan hak-hak kita tanpa mendominasi, memanipualasi menyakiti perasaan atau mengawasi orang lain.
3. Kemampuan mengatasi konflik
Menghadapi pergolakan perasaan yang biasanya menyertai konflik
4. Kemampuan mengatasi masalah bersama
Cara mengatasi situasi ketika kita dihadapkan pada asanya pertentangan antara kepentingan kita dengan kepentingan pihak lain dengan memuaskan semua pihak.
Mengembangkan sikap tenggang rasa terhadap orang lain dengan membayangkan sesuatu keadaan dipandang dari sudutpadangorang lain.
Meningkatkan empati dengan instropeksi diri. Keiklasan, cinta danpa ingin memilik dan empati.
MENGINTEGRASKKAN NILAI KETAATAN BERIBADAH, KEJUJURAN, KEDISIPLINAN, TANGGUNGJAWAB, KEJSAMA DAN HORMAT PADA ORANG LAIN
[] Guna mengintegrasikan berbagai karakter baik beribadah, kejujuran, kedisiplinan, tanggungjawab, kerjasama dan hormat kepada orang lain perlu dilakukan dengan menggabungkan berbagai metode pembelajaran yang komprehensif. Metode-metode tersebut semaksimal mungkin digunakan untuk memaksimalisasi dari dampak positif pendidikan nilai seperti metode inkulkasi, keteladanan, fasilitasi dan ketrampilan akademik dan sosial.
[] Sebagai seorang guru dapat secara maksimal menerapkan metode tersebut dengan memberikan tauladan yang baik kepada siswa, menggali dan menasehati siswa tentang arti pentingnya pendidikan nilai, berempati dan berusaha memasukkan ketrampilan sosial.
[] Misalnya dalam pembelajaran PKn, guru memberikan contoh-contoh tauladan misalnya Perjuangan Kemerdekaan. Siswa agar dapat mencontoh para pahlawan yang rela berkorban, kemudian diadakan diskusi kelompok agar siswa mengembangkan kedisiplinan, tanggungjawab kelompok dan apabila waktu telah sampai pada waktu sholat maka siswa diingatkan untuk melakukan ibadah sholat.
PERBEDAAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF
[] Berpikir kritis dengan cara mencari kejelasan pernyataan, mencari alasan, mencoba memperoleh informasi yang benar, menggunakan sumber yang dipercaya, mempertimbangkan keseluruhan situasi, mencari alternatif, terbuka, membuka pandangan, mencari ketepatan, sensitif terhadap perasaan tingkat pengetahuan dan kecanggihan.
[] Berpikir kritis dapat membentuk kepribadian yang lebih bijaksana untuk tidak dapat diprovokatori dan melakukan tindakan-tindakan yang kontroversial.
[] Berpikir kreatif adalah suatu ketrampilan dari individu dalam menggunakan proses berpikirnya sehingga menghasilkan suatu ide yang baru, konstruktif, baik berdasarkan konsep-konsep yang rasional, persepsi dan intuisi individu.
MENGEMBANGKAN KETRAMPILAN KRITIS DAN KREATIF
[] Cara mengembangkan ketrampilaan kritis
– Meningkatkan kepekaan terhadap masalah yang timbul dalam masyarakat dan jeli untuk mengidentifikasi masalahserta merumuskannya secara tepat.
– Meningkatkan pengetahuan yang relevan dengan permasalahan yang ada sehingga permasalahan dapat diatasi dengan cepat dan tepat dengan kritis dan kreatif.
– Latihan mengemukakan konsep-konsep untuk berpikir secara mendalam (kritis dan analitis) sehingga dapat menguasainya dengan baik.
– Membaca banyak literatur dan obsevasi kondisi sosial dan berusaha untuk mengkritisi berbagai permasalahan benar.
– Mencermati rekan-rekan saat presentasi makalah dan berusaha bertanya secara kritis tentang berbagai hal yang mengandung dilematisasi dan perlu penjabaran.
[] Cara mengembangkan berpikir kreatif
– Mencari banyak ide dari perubahan jaman dan menganalisisnya menjadi sesuatu yang baru dalam mengantisipasi permasalahan.
– Mengembangkan berpikir positif dan menganggap masalah merupakan tantangan, menganggap sebagai pengalaman bau dan meningkatkan cara berpikir untuk terus masu belajar dan belajar.
MEMBANGUN KEMITRAAN ANTARA SEKOLAH DAN KELUARGA DALAM MENCAPAI KEBERHASILAN PENDIDIKAN NILAI
[] Membangun kemitraan anatara sekolah dan keluarga dengan cara menciptakan suasana kondusif di sekolah maupun dalam keluarga.
Di sekolah murid-murid perlu di dukung sepenuhnya dengan mengaktualisasi kemampuannya, murid diberikan pengaruh positif, mencipttakan pembelajaran yang menyenangkan, adanya peraturan sekolah yang dilaksanakan dengan tertib, komunikasi antar warga yang tearbuka, adanya kerjasama dalam pembelajaran.
[] Suasana dalam keluarga juga diupayakan agar sesuai dengan situasi sekolah dengan memberikan kasih sayang, komunikasi yang terbuka, kesempatan bekerja dengna ikhlas, pembiasaan keluarga yang positif, mengembangkan nilai-nilai moral dalam keluarga.
1. Meningkatkan partisipasi siswa untuk dilibatkan dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
2. Memberikan dasar-dasar kepemimpinan dengan memberikan nasehat dan tanggungjawab secara nyata kepada siswa untuk mengaktualisasi sifat kepemimpinannya.
3. Pengelolaan siswa untuk dapat berinteraksi membangun persahabatan agar berperilaku konstruktif dan produktif
4. Menegakkan norma atau aturan yang bersifat fleksibel karena terdapat banyak perbedaan. Sikap sportifitas dalam melaksanakan norma dan aturan akan menjadikan anak bearperilaku toleran.
4. Menciptakan kesenangan anggota kelompok untuk tetap berada dlam kelompoknya (kekohesifan). Hal ini dapat diciptakan melalui kekompakan, saling memperhatikan, dan saling mendukung
MENGATASI TAWURAN YANG EFEKTIF
[] Budaya kekerasan dapat diantisipasi dengan meningkatkan budaya perdamaian. Budaya perdamaian dapat ditanamkan pada jalur-jalur formal pendidikan agar siswa mempunyai ketrampilan untuk mengatasi berbagai konflik yang muncul.
[] Metode yang bagus adalah bukan dengan indoktrinasi namun menggunakan inkuri bersama untuk memahami hakikat amsalah yang dihadapi dan menemukan kemungkinan pemecahan masalah.
[] Siswa perlu dibei kesempaan untuk memahami berbagai bentuk resolusi konflik yaitu dengan meningkatkan pemahaman terhadap siswa lain baik secara individu maupun kelompok.
[] Memberian dorongan kepada siswa untuk membayangkan suatu dunia yang damai, tanpa kekerasan.
[] Mengajarkan pada siswa nilai-nilai inkulkasi, permodelan, fasilitasi, pengembangan keptrampilan sosial dalam berbagai mata pelajaran untuk dapat mengurangi tawuran
Disamping Altenatif itu jugad apat ditempuh dengan tahapan pendekatan preventif, pendekatan ketrampilan dan pendekatan akademik.
[] Pendekan preventif dengan cara menciptakan suasana kelas yang kooperatif, mempelajari dan menghargai perbedaan dan mengelola kemarahan.
[] Pendekatan ketrampilan yaitu mengatasi permasalahan sehingga salah satu pihak tidak dirugikan, terpuaskan. Hal ini dapat dilakukan dengan mempertemukan keduapihak untuk saling menyatakan permasalahan awal, menyatakan alasan, memahami posisi lainnya, menemukan solusi yang tidak merugikan pihak lain, menghargai pihak lain, maupun bernegosiasi.
[] Pendekatan akademik, dengan melakukan berbagai kajian imiah dengan wujud diskusi debat dan penyelesaian masalah yang kontroversial (pendekatan kontroversi akademik) maupun melalui membentukan kurikulum akademik yang membei kesempatan kepada siswa untuk belajar tentang perdamaian.